Kamis, 23 November 2017

Logo Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang

Program Pascasarjana Universitas Merdeka Malang

Visi Misi

Visi

Menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia dan IPTEKS yang memiliki keunggulan kompetitif ditingkat nasional dan international pada tahun 2020

Misi

  1. Menyelenggarakan pendidikan bermutu agar peserta didik memiliki kemampuan akademik dan atau prosesional yang berkualitas.
  2. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada peningkatan mutu proses pendidikan dan pengayaan khasanah IPTEKS, serta menyebarluaskan hasil-hasil penelitian melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  3. Melakukan penataan manajemen menuju tata kelola yang sehat dan dinamis.
  4. Membentuk jaringan kerjasama antar perguruan tinggi dalam dan luar negeri, dengan pemerintah daerah dan pusat,
    serta dengan berbagai instansi yang relevan dalam rangka berkelanjutan (sustainability) PPS Unmer Malang.

Kamis, 21 Maret 2013

Logo UNMER Malang

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Gama Ayam Goreng Resto & Steak Cabang Kalpataru Malang

-->
oleh : Lia Marliana
Perkembangan bisnis jasa saat ini dari waktu kewaktu semakin meningkat. Saat ini konsumen tidak lagi sekedar membeli suatu produk, akan tetapi aspek jasa atau pelayanan yang melekat pada produk, mulai dari tahap pembelian hingga tahap purna pembelian juga lebih diperhatikan. Perusahaan jasa saat ini harus lebih bisa memahami akan harapan dan keinginan konsumen yang cepat berubah. Sebagai akibatnya penyedia jasa harus memperhatikan kualitas jasa yang diberikan pada konsumennya agar harapan konsumen terpenuhi.

Profesor Minim Penelitian


Profesor Djoko Santoso, direktur jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, ternyata sudah lama memendam keprihatinan soal sangat sedikitnya karya ilmiah yang dihasilkan para profesor (guru besar). Terlebih lagi yang sampai dapat diterbitkan di jurnal ilmiah internasional yang terindeks di Scopus (Jawa Pos, Senin 3 Desember 2012).

Saat ini diperkirakan ada sekitar 5.000 orang guru besar (gubes) di seluruh Indonesia. Menurut Dirjen Dikti, di antara jumlah tersebut, hanya sedikit yang karyanya ikut meramaikan publikasi jurnal ilmiah internasional (JII). Sesuai dengan pelacakan saya, dari 150 gubes dari seluruh Indonesia yang secara acak namanya saya lacak di Scopus Elsevier, hanya sekitar 15 persen yang karyanya dimuat di JII dan hanya sekitar 6 persen yang karyanya dikutip (cited) oleh peneliti lain.